PKH dalam Pandemi
Sumber : intipnews.com
Kemiskinan adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.Sebagian orang memahami istilah ini secara subjektif dan komparatif, sementara yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Pada mulanya adalah kemiskinan. Lalu pengangguran. Kemudian kekerasan dan kejahatan. Martin Luther mengatakan (1960) "you are as strong as the weakestof the people". Kita tidak akan menjadi bangsa yang besar kalau mayoritas masyarakyatnya masih miskin dan lemah. Maka untuk menjadi bangsa yang besar mayoritas masyarakyatnya tidak boleh hidup dalam kemiskinan dan lemah.
Saya pernah membaca bahwa Bank Dunia dalam laporannya berjudul "Aspiring indonesia-Expanding the Middle Class" menilai masyarakat Indonesia yang sudah keluar dari garis kemiskinan masih rentan untuk kembali miskin. Garis kemiskinan merupakan penghitugan yang dilakukan oleh BPS dalam mengukur suatu penduduk dikatakan miskin atau tidak, penduduk yang memiliki rata-rata perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.
Disini saya akan membahas bagaimana kemiskinan di daerah saya yaitu di Kecamatan Doloksanggul tepatnya di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara. Jujur saja, selama pandemi ini masyarakat di daerah kami sangat berterima kasih karena adanya bantuan dari pemerintah yang hingga kini masih berjalan dengan baik.
Pada gambar diatas dilihat bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2015 sebanyak 18.040 penduduk. Seiring berjalannya waktu kemajuan di daerah saya ini semakin baik dengan banyaknya dorongan dari Pemerintah seperti PKH, BST, BSP yang ditujukan untuk penduduk miskin. Pernah saya bertanya kepada tetangga, kebetulan keluarga mereka salah satu penerima PKH (Program Keluarga Harapan) bahwa mereka sangat bersyukur dengan adanya bantuan tersebut bukan hanya membantu dalam hal pangan maupun ekonomi namun juga sangat membantu untuk anak-anak mereka dapat menikmati pendidikan yang nantinya kelak akan membantu perekonomian mereka selanjutnya. Seperti data yang saya lihat di dtks.kemensos.go.id bahwa di Kecamatan Doloksanggul tepatnya kelurahan Pasar Doloksanggul bahwa penerima PKH sebanyak 141 keluarga dari 28 desa di Kecamatan Doloksanggul.
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa PKH memberikan dampak terhadap perubahan konsumsi rumah tangga. Pada tahun 2021 ini indeks dan faktor penimbang Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan yaitu:
Kategori Ibu Hamil/Nifas : Rp. 3.000.000,- Kategori Anak Usia Dini 0 s.d. 6 Tahun : Rp. 3.000.000,- Kategori Pendidikan Anak SD/Sederajat : Rp. 900.000,- Kategori Pendidikan Anak SMP/Sederajat : Rp. 1.500.000,- Kategori Pendidikan Anak SMA/Sederajat : Rp. 2.000.000,- Kategori Penyandang Disabilitas berat : Rp. 2.400.000,- Kategori Lanjut Usia : Rp. 2.400.000,-
Dari kategori diatas diharapkan penduduk miskin di setiap daerah berkurang, sehingga tujuan SDGs yang pertama dapat berjalan dengan baik. Terbukti dari data yang saya dapatkan bahwa pengaruh bantuan dari pemerintah sangatlah besar bagi masyarkat di daerah kami.
Dari tahun 2017 hingga 2019 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan dari 18.350 penduduk miskin di tahun 2017 hingga mencapai 16.600 penduduk miskin di tahun 2019. Walaupun pada saat ini pandemi belum kunjung reda, namun Pemerintah tetap menyalurkan bantuan kepada penduduk yang paling membutuhkan seperti yang telah disalurkan yaitu sembako.
Demikian penjelasan saya mengenai kemiskinan di daerah saya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Berantas Kemiskinan, Indonesia Maju!!!




Komentar
Posting Komentar